4-Contoh Pohon Keputusan

Contoh Pohon Keputusan

Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang lembaga pendidikan akan mengadakan suatu acara yang biasa diselenggarakan setiap tahun, namun dihadapkan pada 2 pilihan yaitu :

Yang pertama akan diadakan di tempat A  memiliki peluang keuntungan sebesar 20% dengan nilai keuntungan Rp. 48 juta. Sedangkan ,

yang kedua akan diadakan di tempat B memiliki peluang keuntungan sebesar 30% dengan nilai keuntungan Rp.  25 juta. Maka pohon keputusannya sebagai berikut :

EMV (expected Monetary Value)

Dasar Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai ekonomi yang diharapkan (tertinggi).

Formula EMV :

EMV = ? (Probability x nilai payoff yang diharapkan)

EMV Tempat A  = ? (probability x nilai payoff yg diharapkan) = (0,20x 48.000.000 ) + (0,80×0) = 9.600.000

EMV Tempat B ? (probability x = nilai payoff yg diharapkan) = (0,30x 25.000.000 ) + (0,70×0) = 7.500.000

Setelah dilakukan perhitungan EMV dari 2 pilihan tempat acara diatas, maka yang akan dipilih adalah tempat A karena nilai keuntungannya lebih besar dibandingkan dengan tempat B.

Kesimpulan pilih tempat A

 

Nama : Eulis Irawati Hernenti

NPM/Kelas : 0218123025- Reg B1 C

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati, S.E., M.M

Materi Kel-3 Structuring The Project

STRUCTURING THE PROJECT

Structuring dalam pelaksanaan sebuah proyek dibutuhkan sebuah wadah atau sarana sehingga dalam pengelolaan proyek kegiatan yang dilakukan memiliki program, visi, misi, dan tujuan yang jelas sehingga pelaksanaan kegiatan proyek memiliki batasan dan standar yang telah disepakati dan dilaksanakan dengan maksimal oleh personel penanggung jawab masing-masing kegiatan.

Menurut James D Mooney “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”.

Fungsi Organisasi yaitu Merupakan sarana dimana para peserta atau anggota bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin diperoleh bila kita bekerja sendiri-sendiri.

Organisasi Proyek adalah Suatu sarana dalam pencapaian tujuan dengan mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai kebutuhan proyek.

Agar Tujuan Organisasi Dapat Dicapai  Dilakukan Proses Sebagai Berikut:

  1. Identifikasi dan Pembagian Kegiatan
  2. Pengelompokkan Penanggung Jawab Kegiatan
  3. Penentuan Wewenang dan Tanggung Jawab
  4. Menyusun Mekanisme Pengendalian

Struktur Organisasi adalah suatu diagram yang menunjukkan fungsi-fungsi departemen atau posisi dalam suatu organisasi dan bagaimana mereka saling berhubungan

Dalam struktur organisasi tergambar adanya:

  1. Pembagian pekerjaan
  2. Pimpinan dan bawahan
  3. Tipe-tipe pekerjaan yang harus dilaksanakan
  4. Tingkatan-tingkatan dalam manajer

Menurut A.F. Stoner (1982), Struktur Organisasi Tergantung pada Variabel-variabel kunci, yaitu :

  1. Strategi menentukan macam dan besar kecilnya suatu organisasi.
  2. Teknologi mempengaruhi penentuan struktur organisasi karena struktur tertentu lebih sesuai untuk teknologi tertentu daripada struktur yang lain.
  3. Lingkungan tempat beroperasi. Faktor ini sangat berpengaruh terhadap penentuan struktur organisasi.

Organisasi Proyek Fungsional

Struktur organisasi jenis ini dikelompokkan menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep otoritas dan hierarki vertikal. Tanggung jawab organisasi proyek biasanya dirangkap dengan tugas sehari-hari pada organisasi fungsional perusahaan, karena itulah untuk proyek yang besar dapat mengganggu kegiatan keseluruhan, bila organisasi fungsional di gunakan.

Kekurangan :

  1. Tidak adanya penanggung jawaban yang khusus mengenai penyelenggaraan proyek secara terpadu
  2. Kurangnya penekanan pentingnya proyek karena manajer fungsional mengerjakan yang terbaik untuk bidangnya
  3. Koordinasi horizontal antar bidang akan memerlukan waktu lama lebih-lebih kepada pihak diluar perusahaan
  4. Lambat dalam menanggapi masalah diluar rencana karena informasi perlu disaring melewati beberapa lapisan jenjang fungsional

Kelebihan :

  1. Para spesialis tidak tergantung pada proyek tertentu, terdapat kemungkinan untuk menambah pengalaman dan keahlian
  2. Setiap bidang keahlian menimbulkan fleksibilitas dalam pemanfaatan sumberdaya
  3. Masing-masing kelompok mempunyai jaminan pekerjaan tetap dan adanya jalur kenaikan pangkat yang cukup jelas

Organisasi Proyek Murni

Struktur organisasi proyek jenis ini merupakan bagian tersendiri dari organisasi fungsional perusahaan, dimana manajer mempunyai otoritas penuh terhadap proyek. Dengan status ini, tim proyek memiliki komitmen dan wewenang mandiri, namun tetap dalam koordinasi perusahaan.

Struktur Organisasi Personel Proyek

Struktur organisasi personel proyek di slide sebelumnya menunjukkan hierarki tanggung jawab dan wewenang tugas dari masing-masing personel yang diarahkan dan dikendalikan oleh pucuk pimpinan yaitu manajer proyek.

Ciri-ciri :

  1. Pimpinan proyek mempunyai wewenang penuh dalam pengelolaan proyek
  2. Tenaga pelaksana dipindahkan kedalam organisasi proyek
  3. memerlukan sedikit dukungan dari unit fungsional

Kelebihan :

  1. Adanya komando tunggal yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan sasaran yang spesifik
  2. Memungkinkan ditanggapi perubahan dan diambilnya keputusan yang cepat
  3. Adanya status mandiri akan menimbulkan identitas tim

Kekurangan :

Kurangnya efisiensi karena membagi dan memecah penggunaan sumber daya terutama bila proyek banyak dan tenaga spesialis terbatas serta pada waktu yang bersamaan.

Organisasi Proyek Matriks

Struktur organisasi proyek ini biasanya gabungan dari organisasi proyek murni dan fungsional, memanfaatkan ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam organisasi fungsional sebagai bagian dari proyek, tetapi tidak mengganggu proses pelaksanaan proyek serta organisasi fungsional perusahaan.

Kelebihan :

  1. Dapat diarahkan pada tujuan bersama yaitu terselesaikannya proyek
  2. Jika proyek bersifat rahasia maka sebaran informasi dalam kelompok kerja dapat dikendalikan keamanannya

Kekurangan :

  1. Bila proyek itu besar hilangnya fleksibilitas jika pelaksana proyek ada yang sakit
  2. Bila tidak terletak dalam satu atap maka manajer proyek akan memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah kepegawaian dan teknik.

Definisi manajer Proyek

Menurut Ritz (1994) adalah Seorang manajer proyek berasal dari suatu institusi atau seorang pengusaha yang sinonim dengan pengurus, eksekutif, supervisor dan boss

Menurut Project Management Body of Knowledge Guide (PMI 2001) adalah Mengatakan bahwa manajer proyek seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek.

Manajer Proyek Sebagai Kepala Tim Proyek :

  1. Mengelola berbagai macam kegiatan
  2. Mengelola tenaga kerja dan tenaga ahli dalam jumlah besar terutama dalam aspek perencanaan
  3. Mengelola pelaksanaan dan pengendalian untuk sasaran yang telah ditentukan, seperti jadwal, biaya dan mutu
  4. Pada tahap pembangunan ia harus mampu mengintegrasikan dan mengsinkronisasikan kegiatan menjadi suatu kegiatan yang terpadu dalam rangka mencapai sasaran.

Kriteria Manajer Proyek :

  1. Inisiatif
  2. Fleksibilitas
  3. Responsibility
  4. Kritis.

 

Nama                                : Eulis Irawati Hernenti

NPM                                   : 0218123025

Dosen Pengampu        : Iis Rostiawati S.E, M.M

Daftar Pustaka               :

Source : Buku I bahan ajar manajemen proyek. Disusun oleh : Drs. Ashari. ST., SST., M.Eng

Husen, Abrar. 2011. Manajemen Proyek. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Source : Karaini, Armaini Akhirson. Pengantar Manajemen Proyek Seri Diktat Kuliah.  Depok : Universitas Gunadarma

Materi Kel-2 Project Screening Selection

Nama : Eulis Irawati Hernenti

NPM : 0218123025

Kelas : Reg. B1 Manajemen

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati S.E., MM

 

PROJECT SCREENING SELECTION

Project Selection adalah suatu proses untuk memilih proyek, yang mana prioritas setiap gagasan proyek akan dinilai dari berbagai perspektif. Pada tahapan ini proyek hanya sebatas saran dan ide untuk perbaikan masalah atau meningkatkan kinerja.

Project Selection berguna untuk mengetahui resiko-resiko yang ada dalam proyek, seperti:

  1. Technicial Risk
  2. Financial Risk
  3. Safety Risk
  4. Quality Risk
  5. Legal Exposur

Ataupun untuk mengetahui keuntungan yang didapat, seperti:

  1. Diharapkan adanya ROI
  2. Payback Period
  3. Potential Market Share
  4. Long-term market dominance

KOMPONEN PROSES EVALUASI
Evaluasi Proyek atau studi kelayakan bisnis merupakan pengkajian suatu usulan proyek (atau bisnis) untuk menentukan apakah dapat dilaksanakan (go project) atau tidak (no go project) dengan berdasarkan berbagai aspek kajian.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil, sehingga dapat menghindari kesalahan investasi modal untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

Tahapan-Tahapan Evaluasi

  • Tahap Penemuan Ide: Penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek.
  • Tahapan Penelitian: Meneliti beberapa alternatif proyek dengan berbagai metode ilmiah.
  • Tahap Evaluasi Kelayakan: Membandingkan manfaat (benefit) dengan seluruh biaya yang akan timbul.
  • Tahap Pengurutan Usulan yang Layak: Apabila terdapat lebih dari satu usulan rencana proyek yang dianggap layak maka manajemen dapat menentukan prioritas usulan yang layak berdasarkan kriteria-kriteria pengurutan (ranking) yang telah ditentukan.
  • Tahap Rencana Pelaksanaan: Setelah ditentukan rencana proyek mana yang akan dijalankan, perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan pembangunan (konstruksi) proyek.
  • Tahapan Pelaksanaan: Tahap merealisasikan konstruksi proyek tersebut. Jika proyek selesai dikonstruksi, maka proyek dioperasionalisasikan.

CHECKLIST AND SCORING MODELS

Checklist Model adalah model pemilihan proyek berdasarkan daftar kriteria yang berhubugan dengan pilihan proyek.

Beberapa hal (daftar kriteria) yang diperhatikan untuk pengembangan produk baru :

– Biaya pembagunan

– Potensi Return on Investment (ROI)

– Resiko-resiko dari usaha baru

– Stabilitas proses pembangunan

– Pemerintah atau pemangku kepentingan dari  proyek yang akan dikerjakan

– potensi durabilitas proyek dan masa depan pasar

CONTOH CHECKLIST MODEL

PROYEK KRITERIA KINERJA DARI KRITERIA
TINGGI SEDANG RENDAH
Project Alpha Biaya

Potensi Laba

Waktu untuk pemasaran

Resiko pembangunan

X X X

X

Project

Beta

Biaya

Potensi Laba

Waktu untuk pemasaran

Resiko pembangunan

X X

X

X

Project

Gamma

Biaya

Potensi Laba

Waktu untuk pemasaran

Resiko pembangunan

X X X

X

 

SCORING MODEL

Scoring Model adalah model pemilihan proyek yang memberikan peringkat pada setiap kriteria pembangunan proyek sesuai dengan kepentingannya.

POHON KEPUTUSAN

Pohon Keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau struktur berhirarki.

Pohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi yang paling populer karena mudah untuk diinterpretasi.

  • Tujuan Decision Tree
  1. Memahami kasus dan seluruh aspek yang terkait
  2. Menggambarkan kerangka berfikir yang sistematis
  3. Menggambarkan struktur pengambilan keputusan yang dilakukan decision maker sepanjang tahapan/urutan waktu termasuk seluruh kemungkinan keputusan dan outcome

Asumsi Dasar Decision Tree

  1. Decision maker hanya mengambil satu keputusan
  2. Setiap keputusan hanya mempunyai outcomes tertentu
  3. Semua proses menunjukkan tahapan waktu (time sequence)

Contoh kasus pohon keputusan :

Asumsikan anda mempunyai sejumlah dana untuk diinvestasikan pada dua alternatif proyek, yaitu proyek A dan B.

Peluang proyek A akan memberikan keuntungan adalah 20% dengan nilai keuntungan 50 juta.

Peluang proyek B akan memberikan keuntungan adalah 45% dengan nilai keuntungan 10 juta.

Buatlah pohon keputusan untuk membantu anda dalam mengambil keputusan

Expected Monetary Value :

Dasar Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai ekonomi yang diharapkan (tertinggi)

Formula EMV :

EMV = ? (Probability x nilai payoff yang diharapkan)

EMV kasus 1

EMVA = ? (probability x nilai payoff yg diharapkan) = (0.20x 50.000.000 ) + (0.80×0) = 10.000.000

EMVB = ? (probability x nilai payoff yg diharapkan) = (0.45x 10.000.000 ) + (0.55×0) = 4.500.000

Kesimpulan : Pilih proyek A

Materi Kel-1 Pengenalan Manajemen Proyek

Nama : Eulis Irawati Hernenti

NPM : 0218123025

Kelas : Reg. B1C-Manajemen

Dosen Penganpu : Iis Rostiawati, S.E., M.M

 

Pengenalan Manajemen Proyek

  • Proyek adalah usaha sementara yang dilakukan untuk menghasilkan produk, layanan, atau hasil yang unik.
  • Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keahlian, alat bantu dan tehnik pada aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek.

Manajemen Proyek diperlukan:

  • Supaya target tercapai
  • Ingin melakukan perubahan, dan atau pengembangan
  • Memerlukan kecepatan (not business as usual)
  • Ketika dibutuhkan Lintas sektoral, karena tdk dapt dilakukan melalui birokrasi organisasi yg ada.
  • Untuk mendukung pelaksanaan rencana strategik
  • Memerlukan terobosan.

Atribut Proyek

  • Proyek:
    • memiliki tujuan unik,
    • bersifat sementara,
    • dikembangkan menggunakan elaborasi progresif,
    • memerlukan sumberdaya, seringkali dari berbagai area,
    • harus memiliki pelanggan atau sponsor utama
    • Spronsor proyek biasanya menyediakan arahan dan dana untuk proyek.
    • bersifat tak tentu
  • Setiap proyek memiliki batasan yang berbeda-beda dalam:
    • Sasaran lingkup: Pekerjaan apa yang akan dilakukan?
    • Sasaran waktu: Berapa lama harus diselesaikan?
    • Sasaran biaya: Berapa biayanya?
  • Tugas manajer proyek adalah untuk menyeimbangkan ketiga sasaran yang seringkali saling bersaing ini

Tiga Batasan Manajemen Proyek :

Manajemen proyek yang berhasil berarti memenuhi ketiga sasaran (lingkup, waktu, dan biaya) dan memuaskan sponsor proyek.

Siklus Hidup Proyek
Secara garis besar siklus hidup proyek dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu:

  • Tahap Konsepsi
    2.    Tahap Perencanaan
    3.    Tahap Eksekusi
    4.    Tahap Operasi

Halo UTama !

Selamat datang di Blog Situs EULIS IRAWATI HERNENTI. Ini adalah posting pertama Anda. Edit atau hapus, lalu mulai ngeblog!